*DANA HAJI DARI MASA-KE-MASA* *SEBELUM JOKOWI*

*DANA HAJI DARI MASA-KE-MASA*

*SEBELUM JOKOWI*

*Masa lalu : Titipan dan a haji disimpan di bank dan Kemenag. Bank memutarnya di berbagai instrumen investasi (SBSN, SUN, Depostio, ..). Terjadi megakorupsi, ketika bank menyuap oknum Kemenag, untuk dipilih sebagai tempat.*

*Masa SBY1 : Dana haji masih di bank dan di Kemenag. Mulai disadari risikonya, karena Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin simpanan hingga Rp 2M, kalau bank bangkrut. Korupsi Kemenag terbongkar. Berkembang pemikiran baru.*

*Masa SBY2 : Karena menurut UU, Kemenag tidak boleh berinvestasi, hanya Kemenkeu yang boleh, maka pada 2010 dibentuk Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) di bawah Kemenkeu. Ragam investasi Dana di SDHI bisa lebih luas, tapi tetap dengan syarat aman, sesuai syariah, dll.*

*Semua langkah di atas dan di bawah, sepenuhnya dilakukan demi kebaikan. Investasi bisa dilakukan secara lebih terarah, keuntungannya bisa digunakan untuk membeli pesawat haji, membangun asrama haji, mendanai pembuatan tikar-tikar Tasik untuk alas haji, dll.*

*MASA JOKOWI*

*Masa JKW : Pertama kali JKW memimpin penyelenggaraan haji pada 2015, biaya haji diturunkan sebesar 15,6%, sehingga Indonesia yang termahal di ASEAN, menjadi termurah. Ini bisa dilakukan, karena a.l. transparansi yang sudah dimulai SBY, diperkuat luar biasa.(*) 

*Pada 26/7/2017, Jokowi melantik pengurus Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dengan tanggung jawab untuk mengelola dana haji secara lebih transparan lagi. Dana haji yang sudah diinvestasikan lewat SDHI, termasuk untuk infrastruktur sejak 7 tahun lalu, diharapkan bisa dikelola secara lebih terbuka dan efisien.*

*Apakah dana haji boleh digunakan untuk infrastruktur? Bukan hanya karena MUI dan DPR menyatakan boleh, tapi juga UU No 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji yang disahkan di masa SBY, menuliskan dengan jelas bahwa dana haji bisa diinvestasikan di berbagai tempat asalkan aman, dst.*

*Investasi untuk infrastruktur, asalkan betul-betul infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat, adalah investasi yang sangat aman. Sebagai contoh, kalau dijadikan jalan tol, maka jalan tol itu tidak mudah lenyap. Jalan itu akan terus mengalirkan uang dari penggunanya. Bahkan untuk jalan tol di luar P. Jawa, yang katanya pasti merugi (karena itu pemerintah sebelumnya sedikit sekali membangun di luar Jawa), kerugian itu hanya untuk 1-2 tahun pertama, setelah itu akan untung. Mengapa? Karena pembangunan infrastruktur akan menggerakkan roda perekonomian di daerah itu.* 

*PENUTUP*

*Mengapa Jokowi menjadi Presiden yang seolah berbuat zalim oleh sebagian rakyat dunia medsos? Padahal kenyataannya, Jokowi adalah Presiden yang paling tidak bisa mentolerir orang yang menerima uang tanpa kerja keras? Karena dunia medsos gampang sekali digunakan untuk menyebar kebohongan dan fitnah oleh mereka yang kehilangan rasa nyamannya akibat aliran uang korupsi terhenti.*

*Rakyat kebanyakan yang tidak tersentuh medsos, malah semakin percaya kepada Jokowi. Kepercayaan ini bukan diukur dari poling oleh lembaga nasiolnal (yang bisa dituduh dibayar Jokowi), tapi oleh lembaga internasional sekelas OECD yaitu lembaga di bawah PBB. Menurut OECD, saat ini Indonesia adalah negara yang tingkat kepercayaan masyarakatnya tertinggi di dunia.*

*Bukan hanya masyarakat Indonesia yang percaya kepada Jokowi, hingga 80% (menurut OECD). Masyarakat internasional juga meningkat kepercayaannya kepada Indonesia. Bisa di-search di Internet, saat ini pertumbuhan FDI (Foreign Direct Investment) di Indonesia menempati nomor 4 tertinggi di dunia.*

*Mengapa itu terjadi? Karena sejak Jokowi, prinsip PBB sejak 2015 digunakan dengan ketat yaitu "no one left behind". Pembangunan di luar Jawa, yang selama ini selalu dilewatkan karena tidak menguntungkan, dilakukan secara besar-besaran di masa Jokowi. Perbatasan darat Indonesia dengan Malaysia, Timor Leste, dan Papua Nugini saat ini jauh lebih baik dibanding sisi negara tetangganya, yang di masa sebelum Jokowi, foto kantor imigrasi di perbatasan itu terllihat hampir runtuh.*

*Mengapa banyak pemerintahan tidak tertarik untuk terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur? Karena ada risiko, dampak positifnya baru terlihat pada masa kepemimpinan presiden berikut. Karena sumbangannya pada "keterpilihan" rendah. Karena ada infrastruktur yang baru memberikan dampak luar biasa setelah 10-20 tahun.*

*Muhamad AM*

*Penguatan transparansi dana haji, sejalan dengan pesan kuat di awal pemerintahan JKW kepada seluruh bupati dan walikota se-Indonesia, agar lebih kuat menerapkan clean government*

*Karena itu, di berbagai kota di Indonesia, pungutan liar untuk layanan terhadap masyarakat banyak yang lenyap bagai ditelan bumi.*

*Sebagai contoh, urusan jual-beli tanah yang biasanya melibatkan pungli di Kecamatan sebesar Rp 1-2 juta, banyak yang berubah menjadi Rp 0. Demikian juga urusan pemakaman di Jakarta, dll., biayanya menjadi Rp.0*

*@@@*

Perayaan Tahun Baru Imlek


Jakarta, nusantarapos.co.id – Banyak orang keturunan Tionghoa Buddhist setelah beralih memeluk agama lain seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu ataupun tidak beragama. Tidak lagi mau merayakan Imlek dengan mengatakan kalau mereka bukan lagi Buddhist.
"Statement ini seolah-olah mengimplikasikan bahwa Imlek adalah hari Buddhist. Imlek sesungguhnya bukan hari Buddhist jadi setiap orang keturunan Tionghoa apapun agamanya boleh merayakannya," demikian diungkapkan C. Suhadi advokat senior sekaligus warga keturunan Tionghoa, Minggu (4/2/2019).

Suhadi mengatakan Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok pada tahun 65 Masehi dibawa oleh 2 (dua) orang Bhiksu dari Asia Tengah yang bernama Bhiksu Kasyapa Matangga dan Bhiksu Gobarana.
"Pada saat Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok 1952 tahun yang lalu, di daratan Tiongkok sudah ada 2 (dua) ajaran yang dianut oleh warga setempat yaitu Taoisme dan Konfusianisme," katanya.
Meskipun sudah ada dua ajaran, lanjut Suhadi, Buddhisme tidak saling bersinggungan dengan dua ajaran setempat, malah diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat di sana. Sehingga terjadilah sinkretisme (percampuran tiga ajaran) yang kita kenal sekarang sebagai Sam Kaw (tiga ajaran).
"Pada saat itu, awal Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok,1952 tahun yang silam, masyarakat Tiongkok sudah merayakan Imlek selama 2763 tahun. Jadi di tahun 2019 ini adalah Imlek yang ke 4570," ujarnya.
Dari sejarah ini, tambah Suhadi, kita bisa menyimpulkan bahwa Imlek bukan hari Raya Buddhist. Karena Imlek pertama kali dirayakan pada 4715 SM, tahun yang silam sejak dinasti awal-awal Imlek dirayakan untuk menyambut datangnya musim semi, saat itu masyarakat Tiongkok hidup dari bercocok tanam dan selama datangnya musim dingin. Mereka tidak bisa beraktifitas di ladang mereka selama beberapa bulan. Maka ketika musim semi tiba mereka menyambutnya dengan suka cita, karena bisa kembali beraktifitas di ladang mereka. "Datangnya musim semi ini mereka rayakan sebagai Tahun Baru Imlek dan mereka mengucapkan Sin Chun Kiong Hi (selamat datang musim semi)," urainya.
Menurut Suhadi, banyak orang keturunan Tionghoa di Indonesia mengatakan Imlek tahun ini adalah Imlek yang ke 2570. Maka dari itu, Imlek 2570 bukan lah Imlek yang dihitung sejak jaman dinasti Xia/He. Akan tetapi Imlek 2570 adalah Imlek yang dihitung sejak tahun kelahiran Confusius (Nabi Kong Hu Cu). Dimana Confusius lahir pada tahun 551 SM. penetapan tahun kelahiran Confucius sebagai tahun pertama kalender Imlek oleh kaisar Han Wu Di (dinasti Han) karena Confucius yang telah berjasa meluruskan kembali sistem penggalan di Tiongkok.
Confucius hidup pada masa pertengahan dinasti Zhou (pada zaman Chun Qiu tahun 551-479 S.M). Suatu ketika Beliau menganjurkan agar dinasti Zhou kembali menggunakan kalender dinasti Xia yang menetapkan tahun barunya pada awal musim semi, karena cocok dijadikan pedoman oleh para petani. Tetapi nasihat beliau baru dilaksanakan pada masa dinasti Han (140-86 SM.) oleh kaisar Han Wu De pada tahun 104 SM. Sejak dinasti Han itu, kalender Xia yang sekarang kita kenal sebagai kalender Yinli diterapkan kembali sampai sekarang ini.
Sebagai penghormatan kepada Nabi Kongzi perhitungan tahun pertama kalender Yinli ditetapkan oleh Kaisar Han Wu Di, dihitung mulai tahun kelahiran Nabi Kongzi (551 SM., sebagai tahun pertama Yinli). Itulah sebabnya kalender Yinli lebih awal/lebih tua 551 tahun dibandingkan dengan kalender Masehi. Jika kalender Masehi bertahun 2019, maka kalender Yinli bertahun 2570 (penjumlahan tahun masehi 2019 dengan tahun kelahiran Nabi Kongzi 551).
"Walau sesungguhnya masyarakat Tiongkok hingga saat ini telah merayakan Imlek sekian ribu tahun silam, tentunya tidak banyak mengalami perubahan terutama dihari-hari raya besar yang tergabung dalam penanggalan Imlek. Seperti Cap Go Me, Ceng Beng/Qing Ming, Twan Yang/Duan Yang, Tong Ciu/Zhong Qiu, dan Thang Cue/Dongzhi. Han ini tidak dapat dilepaskan dari penggalan Imlek," ungkapnya.
"Dan tulisan ini adalah dalam rangka meluruskan berita yang mengklaim hari Raya Imlek adalah hari raya Buddhis. Tanpa bermaksud untuk melarang sebuah perasaan besar dibkalangan masyarakat Tionghoa," lanjutnya, sambil berkata selamat merayakan Tahun Baru Imlek, 1 Cia Gwee 2570.
Gong Xie Xin Nien , Wan Shi Ru Yi.