Perayaan Tahun Baru Imlek


Jakarta, nusantarapos.co.id – Banyak orang keturunan Tionghoa Buddhist setelah beralih memeluk agama lain seperti Kristen, Katolik, Islam, Hindu ataupun tidak beragama. Tidak lagi mau merayakan Imlek dengan mengatakan kalau mereka bukan lagi Buddhist.
"Statement ini seolah-olah mengimplikasikan bahwa Imlek adalah hari Buddhist. Imlek sesungguhnya bukan hari Buddhist jadi setiap orang keturunan Tionghoa apapun agamanya boleh merayakannya," demikian diungkapkan C. Suhadi advokat senior sekaligus warga keturunan Tionghoa, Minggu (4/2/2019).

Suhadi mengatakan Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok pada tahun 65 Masehi dibawa oleh 2 (dua) orang Bhiksu dari Asia Tengah yang bernama Bhiksu Kasyapa Matangga dan Bhiksu Gobarana.
"Pada saat Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok 1952 tahun yang lalu, di daratan Tiongkok sudah ada 2 (dua) ajaran yang dianut oleh warga setempat yaitu Taoisme dan Konfusianisme," katanya.
Meskipun sudah ada dua ajaran, lanjut Suhadi, Buddhisme tidak saling bersinggungan dengan dua ajaran setempat, malah diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat di sana. Sehingga terjadilah sinkretisme (percampuran tiga ajaran) yang kita kenal sekarang sebagai Sam Kaw (tiga ajaran).
"Pada saat itu, awal Buddhisme masuk ke daratan Tiongkok,1952 tahun yang silam, masyarakat Tiongkok sudah merayakan Imlek selama 2763 tahun. Jadi di tahun 2019 ini adalah Imlek yang ke 4570," ujarnya.
Dari sejarah ini, tambah Suhadi, kita bisa menyimpulkan bahwa Imlek bukan hari Raya Buddhist. Karena Imlek pertama kali dirayakan pada 4715 SM, tahun yang silam sejak dinasti awal-awal Imlek dirayakan untuk menyambut datangnya musim semi, saat itu masyarakat Tiongkok hidup dari bercocok tanam dan selama datangnya musim dingin. Mereka tidak bisa beraktifitas di ladang mereka selama beberapa bulan. Maka ketika musim semi tiba mereka menyambutnya dengan suka cita, karena bisa kembali beraktifitas di ladang mereka. "Datangnya musim semi ini mereka rayakan sebagai Tahun Baru Imlek dan mereka mengucapkan Sin Chun Kiong Hi (selamat datang musim semi)," urainya.
Menurut Suhadi, banyak orang keturunan Tionghoa di Indonesia mengatakan Imlek tahun ini adalah Imlek yang ke 2570. Maka dari itu, Imlek 2570 bukan lah Imlek yang dihitung sejak jaman dinasti Xia/He. Akan tetapi Imlek 2570 adalah Imlek yang dihitung sejak tahun kelahiran Confusius (Nabi Kong Hu Cu). Dimana Confusius lahir pada tahun 551 SM. penetapan tahun kelahiran Confucius sebagai tahun pertama kalender Imlek oleh kaisar Han Wu Di (dinasti Han) karena Confucius yang telah berjasa meluruskan kembali sistem penggalan di Tiongkok.
Confucius hidup pada masa pertengahan dinasti Zhou (pada zaman Chun Qiu tahun 551-479 S.M). Suatu ketika Beliau menganjurkan agar dinasti Zhou kembali menggunakan kalender dinasti Xia yang menetapkan tahun barunya pada awal musim semi, karena cocok dijadikan pedoman oleh para petani. Tetapi nasihat beliau baru dilaksanakan pada masa dinasti Han (140-86 SM.) oleh kaisar Han Wu De pada tahun 104 SM. Sejak dinasti Han itu, kalender Xia yang sekarang kita kenal sebagai kalender Yinli diterapkan kembali sampai sekarang ini.
Sebagai penghormatan kepada Nabi Kongzi perhitungan tahun pertama kalender Yinli ditetapkan oleh Kaisar Han Wu Di, dihitung mulai tahun kelahiran Nabi Kongzi (551 SM., sebagai tahun pertama Yinli). Itulah sebabnya kalender Yinli lebih awal/lebih tua 551 tahun dibandingkan dengan kalender Masehi. Jika kalender Masehi bertahun 2019, maka kalender Yinli bertahun 2570 (penjumlahan tahun masehi 2019 dengan tahun kelahiran Nabi Kongzi 551).
"Walau sesungguhnya masyarakat Tiongkok hingga saat ini telah merayakan Imlek sekian ribu tahun silam, tentunya tidak banyak mengalami perubahan terutama dihari-hari raya besar yang tergabung dalam penanggalan Imlek. Seperti Cap Go Me, Ceng Beng/Qing Ming, Twan Yang/Duan Yang, Tong Ciu/Zhong Qiu, dan Thang Cue/Dongzhi. Han ini tidak dapat dilepaskan dari penggalan Imlek," ungkapnya.
"Dan tulisan ini adalah dalam rangka meluruskan berita yang mengklaim hari Raya Imlek adalah hari raya Buddhis. Tanpa bermaksud untuk melarang sebuah perasaan besar dibkalangan masyarakat Tionghoa," lanjutnya, sambil berkata selamat merayakan Tahun Baru Imlek, 1 Cia Gwee 2570.
Gong Xie Xin Nien , Wan Shi Ru Yi.